Tahukah kamu, dulu biru merupakan warna paling berharga di dunia?


Ilustrasi pewarna biru. © KeapSake
Merdeka.com - Hampir semua orang menyukai jeans biru. Mungkin kamu juga memiliki beberapa potong di rumah. Tetapi saat ini, jins biru cuma sehelai baju yang bisa kita beli dengan harga terjangkau. Siapa yang bakal percaya kalau berabad-abad yang lalu, sehelai kain dengan warna biru bisa menghabiskan banyak uang? Biru pernah menjadi warna paling bernilai di dunia. Pewarna biru yang dikenal sebagai indigo cake dianggap sebagai barang berharga, bahkan bisa digunakan sebagai pengganti mata uang.
Warna biru adalah komoditas ekspor yang dimonopoli oleh orang Eropa, karena bahannya sulit dibudidayakan. Warna ini didapatkan dari tanaman indigofera yang dibudidayakan di Peru, India, Asia Timur dan Mesir pada zaman purba. Bukti tertua mengenai penggunaan warna indigo atau nila bisa ditelusuri hingga tahun 4000 SM, berasal dari catatan di Huaca Prieta, Peru.
Koleksi indigo cake kunodi Technical University of Dresden, Jerman. Wikimedia Commons/Shisha-Tom
"Tetapi nama indigo sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'pewarna dari India'. Sebab waktu itu para saudagar Yunani mendapatkan indigo cake dari India. Kata ini kemudian diserap oleh bahasa Latin dan Portugis hingga menjadi indigo."

Dilansir Indigoartbox.com, teknologi pembuatan warna biru masuk ke Eropa melalui catatan Marcopolo. Para budak dari Afrika membawa pengetahuan tentang budidaya indigofera atau tanaman nila ke Amerika Serikat. Pada tahun 1700-an, keuntungan dari perdagangan indigo cake sudah melampaui gula dan kapas.
"Indigo lebih kuat dari senjata," kata Catherine E. McKinley, penulis Indigo: In Search of the Color that Seduced the World. "Indigo digunakan sebagai mata uang secara harfiah. Mereka menukarkan selembar kain biru dengan satu budak."
"Pada saat revolusi Amerika, dolar tidak memiliki kekuatan dan indigo cake digunakan sebagai mata uang," kata McKinley.
Lambat laun, orang Eropa mulai mengembangkan teknik pembuatan warna biru sendiri. Bahan yang dipakai lebih rendah mutunya daripada indigofera. Namun bahan ini lebih terjangkau bagi banyak orang. Lama-kelamaan warna biru tak lagi menjadi barang mewah. [tsr]
Sumber: Merdeka.com

You May Also Like

0 komentar